Friday, November 6, 2015

Kontemplasi Renjana

Sulit. Meredam perasaan sembari menunggu dan mencari kepastian. Kalau bukan karena saya yakin, dan kalau bukan karena kebetulan-kebetulan yang di mata saya tak terlihat seperti kebetulan, tidak mungkin saya akan memikirkan anda 24 jam 7 hari seminggu. Benak saya penuh denganmu berputar-putar. Kadang yakin kadang tidak. Kadang ingin menjauh kadang ingin mendekap. Lelah? Pasti. Padahal saya tak tahu apakah saya juga ada di benakmu. Kesal kadang sakit. Tapi sekitar memberi kekuatan. Agar tidak goyah, katanya. Agar tetap fokus, ujarnya. Sulit. Mencuri harimu saja sungguh sulit, apalagi hatimu. Lalu mengapa saya bertahan? Heran. Mengapa kadang terlihat begitu jelas, dan sekedip kemudian begitu buram.



No comments:

Post a Comment