Monday, August 10, 2015

Pertanyaan? Pernyataan.

Salah? Salah. Selalu salah. Berkali-kali tetap salah. 

Siapa? Dia? Saya? Mereka? Siapa? Selalu berbeda. Semacam bodoh. Gila. Sudah gila? Saya? Bagaimana? Selalu salah. Berkali-kali tetap salah. Mana riset? Tak bisa membuktikan. Apa kata orang? Saya. Saya salah. Mereka bilang salah saya. Memang selalu salah saya. Saya gila? Kamu? Tanya. Tak mau? Tak usah. Mata selalu pergi meninggalkan. Tidak cantik? Memang. Mata fisik atau psikis? Keduanya. Lalu, harus sempurna? Apa definisi sempurna? Seberapa tolak ukur sempurna? Tuhan? Saya percaya Tuhan. Kamu? Percaya? Lalu mana manusia sempurna? Kamu gila? Saya gila. Kamu peduli? Tidak. Saya? Selalu. Disia-siakan? Sia-sia? Memang. Selalu. Sakit? Sangat. Saya gila? Kamu gila. Saya? Berdiri di atas kedua kaki saja tak mampu setelah melihat kalian. Ya, kalian. Saya terjerat? Saya pikir tidak. Tapi sesak saat melihat kalian. Saya bersembunyi dalam diam, dalam gelap. Sakit. Ternyata masih sakit. Pedih. Peluh mengalir dari kedua mata. Alasan? Memang. Tak suka? Yasudah. Bisa apa. Terperangkap dalam sakit. Sesak. Mual. Apa arti ini semua? Rindu? Mana mungkin? Apa mungkin? Rindu berteman dengan malam. Mengapa jadi sendu? Mengapa tenggorokan semakin tercekat? Harus bagaimana? Hadapi. Hadapi? Semudah itu? Tidak. Sakit. Tak mampu berjalan lurus. Berdiri serasa di atas duri. Merebah serasa di atas api. Sakit. Salah? Salah. Selalu salah. Berkali-kali tetap salah. 

No comments:

Post a Comment