Waktu menginjak tengah malam
Kaki menelusuri jalan
Dengan hati berdegup kencang
Mendorong pintu dingin
Memasuki ruang sendu
Beralaskan harapan, doa
Terkulai lemas di hadapanku
Sosok yang tadinya begitu tangguh
Kini dibalut tembaga berbungkus karet
Dengan mesin yang terus berbunyi
Menandakan jantung masih berjalan
Dingin
Panas
Tak bisa dibedakan
Hanya mampu menatap realita
Keruh
Lekas sembuhlah, Ayah
Kami mencintaimu
No comments:
Post a Comment